23 Mei 2012

[230512.ID.SEA] Pelabuhan CILAMAYA : Tanjung Priok Bakal Tergeser


JAKARTA: Kehadiran Pelabuhan Cilamaya,Karawang  akan memindahkan konsentrasi logistik dan proses pengangkutan/delivery  barang dan petikemas ekspor impor dan antar pulau sekitar  40% dari total volume barang yang selama ini dilakukan dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok.

Ketua Organda Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Tanjung Priok Gemilang Tarigan mengatakan, kehadiran Pelabuhan Cilamaya juga dinilai cukup tepat sebagai penopang pelabuhan Priok yang kini sudah over capacity.

“Kalau di bangun pelabuhan baru di daerah tersebut (Cilamaya,Karawang) saya rasa sangat tepat lokasinya sebab selama ini hinterland Tanjung Priok berasal atau didominasi dari industri Jawa Barat dan sektarnya,” ujarnya kepada Bisnis, sore ini (22/5).

Dia mengagatakan selain bisa menekan tingkat kemacetan di jalan raya, dengan hadirnya Pelabuhan Cilamaya diharapkan mampu menyediakan layanan logistik nasional yang lebih efisien. “Karenanya infratrukturnya termasuk akses jalannya mesti disiapkan dengan baik,” paparnya.

Gemilang mengatakan, selama ini distribusi kargo dan peti kemas dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok adalah untuk melayani hinterland (daerah pendukung) industri di Bandung,

Cikampek,Karawang sebanyak 70%, sedangkan sisanya untuk wilayah Bogor dan sekitarnya 10%, kemudian Cilegon dan Tanggerang dan sekitarnya 20%. “Kalau Cilamaya di bangun dan di operasikan, maka  pada tahap awal  bisa mengalihkan konsentrasi 40% kegiatan delivery kargo dari Bandung, Cikampek dan Karawang yang sebelumnya melalui Priok,” ujarnya.

Dia optimistis, pasar angkutan pelabuhan di Tanjung Priok tidak akan tergerus dengan kehadiran pelabuhan Cilamaya tersebut. “Angkutan hanya menjalankan fungsi distribusi,jadi dimanapun muatannya akan di angkut,” ungkapnya.

Proyek  pembangunan Pelabuhan Cilamaya, sudah masuk sebagai bagian dari rencana pengembangan pelabuhan Tanjung Priok  sesuai  rencana induk pengembangan kepelabuhanan nasional yang di susun Kementerian Perhubungan. Saat ini studi Cilamaya sedang difinalkan pihak pemerintah dan Japan International Cooperation Agency  (JICA).

Siswanto Rusdi, Direktur National Maritime Institute (Namarin) Jakarta, berharap Pemerintah tidak mengulangi blunder dalam proses pembangunanan pelabuhan sebagaimana yang terjadi pada proyek lelang pembangunan terminal Kalibaru-Jakarta.

“Contohnya, peserta tender di Kalibaru ketika itu kebanyakan hanya mengantongi izin BUP (Badan Usaha Pelabuhan)yang baru baru dan umumnya minim pengalaman mengelola pelabuhan dan belum memiliki akses ke sumber permodalan besar. Ini yang saya sebut blunder,” ujarnya dikonfirmasi Bisnis (22/5).

Blunder selanjutnya, kata dia, pemerintah tidak konsisten dengan tender Kalibaru yang sudah dilaksanakan. “Masak sudah dilaksanakan prakualifikasi, lantas dibatalkan?,”sergah Siswanto.

Karena itu, Namarin mengusulkan jika nantinya pembangunan Pelabuhan Cilamaya dilakukan melalui proses tender sebaiknya pesertanya di batasi hanya perusahaan yang telah berkecimpung di bisnis pelabuhan dan memiliki akses permodalan. (msb)

Sumber : Bisnis Indonesia, 22.05.12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar