26 Mei 2012

[260512.ID.BIZ] Perekonomian INDONESIA Diprediksi Hanya Tumbuh 6,1%


JAKARTA: DBS memproyeksikan perekonomian Indonesia hanya akan tumbuh 6,1% pada 2012 karena penurunan kinerja sektor perdagangan.

Analis DBS Group Ltd Eugene Leow mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat dibandingkan tahun lalu karena penurunan harga komoditas dan pengaruh pengetatan aturan uang muka.

Dia memperkirakan tren penurunan harga komoditas ekspor utama seperti batu bara, minyak sawit mentah (CPO) dan migas akan berlanjut pada tahun ini.

Ekspor CPO Indonesia pada 2011 mencapai US$17,1 miliar, batu bara senilai US$27,2 miliar, minyak bumi senilai US$18,6 miliar dan gas senilai US$22,9 miliar.

Harga komoditas yang lebih rendah, jelasnya, akan berdampak pada kinerja ekspor Indonesia.

Leow menambahkan kinerja ekspor juga bisa tertekan oleh keputusan pemerintah menahan laju ekspor mineral yang pada tahun lalu nilainya mencapai US$8,5 miliar.

Selain itu, pertumbuhan konsumsi kendaraan bermotor dan properti akan melambat mulai Juni setelah peraturan baru Bank Indonesia mengenai batas uang muka efektif.

"Konsumsi tidak akan tumbuh terlalu pesat karena pemerintah memutuskan menahan laju pertumbuhan, tapi masih akan tetap kuat," kata Leow, Kamis 10 Mei 2012.

Adapun kebijakan BBM bersubsidi, lanjutnya, tidak akan berdampak besar pada laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Perkiraan kami 6,1%, meski tidak ada kenaikan harga BBM. Jika ada, mungkin terkoreksi, tapi tidak besar," kata Leow.  (ra)
Sumber : Bisnis Indonesia, 10.05.12.
engaruh pengetatan aturan uang muka.

Dia memperkirakan tren penurunan harga komoditas ekspor utama seperti batu bara, minyak sawit mentah (CPO) dan migas akan berlanjut pada tahun ini.

Ekspor CPO Indonesia pada 2011 mencapai US$17,1 miliar, batu bara senilai US$27,2 miliar, minyak bumi senilai US$18,6 miliar dan gas senilai US$22,9 miliar.

Harga komoditas yang lebih rendah, jelasnya, akan berdampak pada kinerja ekspor Indonesia.

Leow menambahkan kinerja ekspor juga bisa tertekan oleh keputusan pemerintah menahan laju ekspor mineral yang pada tahun lalu nilainya mencapai US$8,5 miliar.

Selain itu, pertumbuhan konsumsi kendaraan bermotor dan properti akan melambat mulai Juni setelah peraturan baru Bank Indonesia mengenai batas uang muka efektif.

"Konsumsi tidak akan tumbuh terlalu pesat karena pemerintah memutuskan menahan laju pertumbuhan, tapi masih akan tetap kuat," kata Leow, Kamis 10 Mei 2012.

Adapun kebijakan BBM bersubsidi, lanjutnya, tidak akan berdampak besar pada laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Perkiraan kami 6,1%, meski tidak ada kenaikan harga BBM. Jika ada, mungkin terkoreksi, tapi tidak besar," kata Leow.  (ra)

Sumber : Bisnis Indonesia, 10.05.12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar