04 Desember 2012

[041212.ID.BIZ] MRT: Proyek Transportasi Masal Di Banyak Negara


TOKYO--Kondisi lalu lintas yang semrawut tak hanya menjadi milik Jakarta. Sejumlah kota besar di negara lain juga memiliki pekerjaan rumah untuk membereskan keruwetan di jalan raya.

Penyediaan transportasi masal diyakini menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan klasik ini. Kehadiran pengangkut masal yang cepat dan nyaman dapat mendorong para pemilik kendaraan pribadi untuk beralih ke transportasi publik.

Jun Saotome, Deputy Director Southeast Asia Division 1-Indonesia Japan International Cooperation Agency (JICA), mengatakan pembangunan infrastruktur, termasuk penyediaan transportasi publik menjadi salah satu fokus perhatian dari JICA.

Lembaga donor ini telah memiliki pengalaman bekerja sama dengan pemerintah di sejumlah negara di Asia, seperti Thailand, India, dan Filipina dalam membangun pengangkut masal.

“Kehadiran transportasi masal akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi kelancaran aktivitas bisnis. Selain itu, ketersediaan alat transportasi masal juga akan memberi dampak positif bagi lingkungan karena mengurangi polusi kendaraan,” ujar Saotome, dalam perbincangan dengan Bisnis di sela-sela program pertemuan dengan jurnalis dari beberapa negara di Asia dan Afrika, petang ini (3/12/2012).

Di Bangkok, Jepang telah memberikan bantuan pembangunan pemerintah (official development assistant/ODA) untuk pendanaan pembangunan MRT ruas Blue Line yang beroperasi sejak 2004. Tidak hanya itu, ODA juga kembali mengalir untuk pendanaan MRT ruas Purple Line pada Maret 2008.

Selain itu, JICA juga mendukung pembangunan MRT di sejumlah kota di India, seperti Delhi, Bangalore, Kalkuta, dan Chennai. Di Delhi misalnya, JICA memberikan pendanaan bagi pembangunan tiga fase proyek MRT. Ketiga fase ini melayani sekitar 11,17 juta penumpang di area metropolitan Delhi.

Di Indonesia, JICA telah berkomitmen untuk mendukung pembiayaan pembangunan MRT. Total nilai proyek MRT untuk ruas Lebak Bulus hingga Dukuh Atas mencapai 144 miliar yen atau sekitar Rp15 triliun. JICA memberikan pinjaman untuk proyek ini sebesar 120 miliar yen. Sisa pendanaan akan dibiayai dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI Jakarta.

PT Mass Rapid Transit Jakarta bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan, mulai dari tahap praperencanaan konstruksi hingga operasi dan pemeliharaan. Pemerintah daerah DKI Jakarta menguasai 99,5% saham MRT Jakarta. Sisa saham dipegang oleh PD Pasar Jaya.(msb)

Sumber : Bisnis Indonesia, 04.112.12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar