30 Desember 2012

[301212.ID.BIZ] Bosowa, Raksasa Baru Semen Indonesia


JAKARTA, KOMPAS.com — Grup Bosowa, kelompok usaha yang dipimpin Chief Executive Officer Erwin Aksa (36), akan menjadi raksasa baru semen nasional. Bosowa siap memproduksi semen 12 juta ton per tahun pada tahun 2014.

Semen sebanyak itu diproduksi oleh tujuh pabrik di Pulau Jawa, Batam, Papua Barat, dan Sulawesi Selatan.
Erwin menuturkan di Jakarta, Kamis kemarin, produksi pabrik semen Bosowa kini mencapai 3,5 juta ton per tahun, yakni 2,5 juta ton di Kabupaten Maros (Sulawesi Selatan) dan satu juta ton di Batam.

Tahun 2013, Bosowa meningkatkan produksinya menjadi 5,7 juta ton per tahun.
Pabrik semen di Maros ditingkatkan menjadi 4,5 juta ton dan pabrik semen di Batam ditingkatkan produksinya menjadi 1,2 juta ton per tahun.

Pembangunan untuk meningkatkan produksi tengah dilakukan. "Bosowa ingin menjadi faktor dalam industri semen," tutur Erwin, generasi kedua Grup Bosowa.

Tahun 2014, seluruh proses pembangunan pabrik semen baru Bosowa selesai. Di antaranya, pabrik semen di Banyuwangi dengan produksi 2 juta ton. Pabrik semen di Kabupaten Barru, Sulsel, 3 juta ton, Cilegon 2 juta ton, Amurang 700 ribu ton, dan Sorong juga 700 ribu ton.

Alasan Bosowa masuk ke industri ini, tutur Erwin, sangat sederhana. Pembangunan di Indonesia tengah berjalan sangat cepat, kebutuhan semen demikian tinggi, sehingga produsen semen dalam negeri tidak mampu memenuhi permintaan pasar dalam negeri.

Itu sebabnya, grup usaha yang didirikan Aksa Mahmud ini membangun banyak pabrik semen di sejumlah provinsi. Jika seluruh ekspansi selesai, Bosowa akan menjadi kekuatan dominan dalam industri semen.

Sebagai perbandingan, produksi semen Padang lebih kurang 5,5 juta ton, Tonasa 6,5 juta ton, dan Gresik 11 juta ton. Setelah seluruh pabrik tersebut berproduksi, Erwin menyatakan Bosowa masih akan tetap ekspansi pabrik semen, untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan bahkan ekspor.

Percepat bayar utang
Selain membangun sejumlah pabrik, Erwin juga baru-baru ini memutuskan mempercepat pelunasan pinjaman sebesar Rp 1,3 triliun di tiga bank nasional. "Sedianya pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada tahun 2015, tetapi kami putuskan melunasinya tiga tahun lebih awal karena perusahaan meraih kinerja cemerlang," ujar Erwin.

Rinciannya, Rp 1,2 triliun merupakan sindikasi PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk.

Sisanya, Rp 0,1 triliun, merupakan pinjaman bilateral dari Bank Mandiri. Pinjaman tersebut digunakan untuk membangun pabrik semen Bosowa, Maros, berkapasitas 2,5 juta ton.

Sumber : Kompas, 07.12.12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar