01 November 2013

[011113.ID.BIZ] Tuntutan UMP 2014 tak Tuntas, Pengusaha Ancam Hengkang dari Jakarta

Bisnis.com, JAKARTA--Aksi buruh yang melakukan sweeping rekan-rekannya di pabrik membuat resah para pengusaha di Kawasan Berikat Nasional (KBN) Cakung-Cilincing, Jakarta Utara.

Tak pelak para pelaku bisnis pun mengancam akan merelokasi usahanya dari Jakarta jika iklim usaha tidak kondusif lagi.

Terlebih penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar Rp 2.441.000, masih belum membuat buruh puas.

Kondisi ini semakin membuat pengusaha khawatir dan perlu meminta jaminan keamanan dari pengelola KBN.

Ketua HRD Club KBN, Bambang Heriyanto, mengatakan saat ini ada 71 perusahaan yang beroperasi di lingkungan KBN.

Mayoritas dari perusahaan tersebut bergerak di bidang garmen.

"Dari data kami, lanjut Bambang, ada sekitar 20 perusahaan yang sebelumnya sudah tutup, selain karena alasan beban operasional yang tinggi juga karena keamanan.

"Makanya, kami minta jaminan keamanan dari pengelola KBN, karena kemarin hampir seluruh perusahaan berhenti operasi dan sebagian besar sekarang juga masih belum operasi," ujarnya seperti dikutip situs Pemprov DKI, beritaJakarta.com, Jumat (1/11/2013).

Menurut Bambang, akibat berhenti operasi, rata-rata perusahan yang setiap hari memproduksi 8.000 - 12.000 piece sama sekali tidak beroperasi.

"Ya kalau diestimasikan setiap piece itu seharga US$2, bisa dihitungkan berapa kerugiannya. Walau tidak semua berhenti operasi, tapi para karyawan yang masih bekerja pun tidak konsentrasi sehingga kinerjanya menurun," paparnya.

Ke depan, para Manager HRD ini meminta pihak KBN untuk bisa menjaga stabilitas dan jaminan kenyamanan bagi investor.

Mogok massal yang dilakukan serikat pekerja ini juga berdampak hilangnya kepercayaan buyer akibat keterlambatan pengerjaan.

"Bila pengelola KBN tidak dapat menjamin keamanan, kami akan ramai-ramai hengkang dari sini. Ya kita lihat saja nanti 2014 kalau masih tetap begini," tegasnya.

Kepala Bagian Humas KBN Cakung-Cilincing, Hartono mengatakan, pihaknya sudah menerima aspirasi para investor.

"Kesimpulannya, kita akan membentuk pos terpadu untuk mengantisipasi kejadian seperti kemarin. Kenyamanan pengusaha di KBN fokusnya," jelasnya.  (ra)

Sumber : Bisnis Indonesia, 01.11.13.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar