24 November 2013

[241113.ID.OTH] Sepenggal Cerita dan Foto dari Makam Tentara Jerman di Megamendung

Jakarta - Makam tentara Jerman di Mega Mendung, Bogor, Jabar memberi bukti eksistensi tentara Jerman di nusantara. Dalam catatan sejarah, nyaris tak pernah disebutkan kehadiran Jerman di Indonesia di era perang dunia satu dan dua.

Makam itu berada di areal perkebunan teh. Dahulu, lokasi itu merupakan milik tuan tanah asal Jerman. Sang tuan tanah ini juga mempekerjakan orang-orang Jerman untuk posisi tertentu, sehingga di sana kerap menjadi tempat perkumpulan orang Jerman.

Tahun berlalu, orang-orang Jerman ini menyingkir keluar dari sana. Tentara Belanda mengejar mereka menyusul invasi Nazi Jerman ke negeri kincir angin yang berimbas pada mereka.

Hingga kemudian pada 1980-an, ada seorang perempuan yang pernah tinggal di perkebunan itu datang dan membuka memori lama.

"Namanya Helga, saat itu umurnya sekitar 60-an tahun," kata warga Bogor, Nugroho Mulyo saat berbincang dengan detikcom, Kamis (21/11/2013).

Helga sempat bercerita soal dirinya yang lahir pada 1926 di perkebunan itu. Ayahnya dahulu seorang kepala perkebunan itu. Bersama keluarganya dia mendiami rumah besar di perkebunan.

"Orang-orang tua di perkebunan itu masih ada yang kenal Helga," tutur Nugroho yang mengenal Helga tak sengaja di kereta menuju Bogor.

Helga bernostalgia dengan tempat itu. Dia juga membawa foto-foto kala tinggal di perkebunan luas dan sejuk tersebut.

"Dia juga sempat menengok pemakaman 10 tentara Jerman di tempat itu.," urainya. Sayangnya tak banyak dikorek cerita dari Helga soal makam itu.

Berdasarkan catatan, sejarawan Jerman, Herwig Zahorka pernah menulis keberadaan makam dalam sejumlah artikel. Menurutnya, dulu ada kakak beradik Jerman bernama Emil dan Theodor Hellferich membeli tanah di Sukaresmi seluas 900 hektar dan membangun perkebunan teh. Pada tahun 1926, mereka membangun tugu untuk mengenang teman-temannya yang gugur dalam PD I.

Selama membangun perkebunan teh, banyak orang Jerman lain yang bergabung dengan mereka. Ada dokter, insinyur, tukang kayu, seniman dan lain-lain. Helfferich bersaudara kembali ke Jerman pada tahun 1928 dan perkebunan teh diurus oleh Albert Vehring.

Kemudian pada 1939, Perang Dunia II meletus. Adolf Hitler yang didukung Partai Nazi menyatakan perang. Jepang yang menjadi sekutu Jerman berhasil menaklukkan Belanda pada 1943. Tentara Jerman masuk lagi ke Jawa bersama Jepang. Tentara Adolf Hitler yang ikut masuk adalah Angkatan Laut Nazi Jerman (Kriegsmarine) dari armada kapal selam (U-Boot) U-195 dan U-196. Mereka mengambil alih lagi kebun teh di Sukaresmi.

Seperti dicatat sejarah, Jerman dan Jepang kalah dalam Perang Dunia II. Para tentara Jerman ini pun gugur satu persatu, dan 10 di antaranya dimakamkan di Megamendung. Mereka adalah:

1. Letnan Friederich Steinfeld, meninggal karena disentri dalam tawanan pasukan sekutu
2. Letnan Satu Laut Willi Schlummer, dan
3. Letnan Insinyur Wilhelm Jens, keduanya gugur di tangan pejuang kemerdekaan Indonesia pada 1945 karena disangka tentara Belanda
4. Letnan Laut W Martens, terbunuh dalam perjalanan kereta api Jakarta-Bogor
5. Kopral Satu Willi Petschow, meninggal karena sakit di perkebunan teh mereka
6. Letnan Kapten Herman Tangermann meninggal karena kecelakaan
7. Dr Heinz Haake
8. Eduard Onnen
9 & 10. Dua makam 'Unbekannt' atau tanpa nama.


Sumber : detikNews, 21.11.13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar