27 Januari 2012

[270112.ID.SEA] Cuaca Buruk: Tanjung Emas Sempat Lumpuh 6 Jam


SEMARANG: Aktivitas di pelabuhan Tanjung Emas kembali lancar setelah sempat lumpuh sekitar 6 jam akibat angin kencang yang menghambat proses pengangkutan dan bongkar muat barang.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organisasi Angkutan Darat (Organda) Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Slamet Riyadi mengatakan akibat angin kencang dan hujan deras yang melanda Semarang, satu alat bongkar muat peti kemas (container crane) rusak berat.

Dia menambahkan kondisi tersebut diperparah dengan meledaknya satu trafo yang memberi pasokan listrik di daerah pelabuhan, hal itu menyebabkan aktivitas bongkar muat terhenti.

“Aktivitas bongkar muat sempat terhenti sekitar 6 jam, karena anginnya sangat kencang, salah satu crane rusak dan satu trafo meledak (Rabu malam) yang mengakibatkan listrik padam,” katanya kepada Bisnis, hari ini.

Meski demikian, lanjut Slamet aktivitas bongkar muat dan pengangkutan barang dari dan ke pelabuhan Tanjung Emas kembali normal pada Kamis Pagi.

“Sekarang sudah kembali normal, karena sudah diperbaiki,” ujarnya.

Dia menuturkan yang masih menjadi kendala transportasi di kawasan tersebut yaitu banjir rob, apalagi sejak sepekan terakhir Semarang diguyur hujan deras sehingga ketinggian air di jalan masuk Tanjung Emas mencapai  setengah meter.

“Banjir menggenangi seluruh badan jalan yang mengakibatkan truk yang menuju pelabuhan mengalami kesulitan merapat ke bibir pantai,” tuturnya.
Slamet menambahkan setiap hari, sekitar 600-700 unit truk yang melakukan aktifitas di pelabuhan tersebut, khususnya di Jalan Ronggo Warsito dan Jalan Coaster.

Sementara itu, produksi bongkar muat kontainer di Terminal Peti Kemas Semarang  pada kuartal I/2012 juga diprediksi bakal turun, Manajer Operasi Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) Iskandar Zulkarnain mengatakan cuaca buruk yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir ini telah yang mengganggu pelayaran dan menghambat aktivitas bongkar muat.

Dia memperkirakan cuaca buruk akan terjadi hingga Februari mendatang sehingga volume produksi bisa turun dari rata-rata sebanyak 23.000-24.000 boks per bulan.(api)

Sumber : Bisnis Indonesia, 26.01.12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar