29 Agustus 2012

[290812.ID.BIZ] Bisnis Logistik : Asing Mulai Buru Perusahaan Lokal


JAKARTA: Bisnis logistik di Indonesia yang semakin menjanjikan, mendorong investor asing untuk mulai memburu sejumlah perusahaan logistik lokal.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldi Masita mengatakan dalam dua bulan terakhir, pihaknya telah dihubungi oleh sekitar tujuh hingga delapan investor asing yang tertarik untuk membeli perusahaan logistik tanah air.

“Mereka meminta ALI untuk merekomendasikan perusahaan logistik lokal yang potensial dan menjanjikan untuk diambilalih,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (27/8).

Menurut Zaldi, meningkatnya minat investor asing untuk mengakuisisi perusahaan logistik lokal dipicu oleh momentum Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai berlaku pada 2015 nanti.

Dengan berlakunya MEA, tuturnya industri logistik menjadi sektor vital yang akan menopang keberlangsungan iklim usaha di Indonesia. Dengan prospek yang menjanjikan itu, dia mengungkapkan bisnis logistik semakin menjadi incaran bagi investor asing.

Dia memaparkan beberapa investor yang mulai tertarik untuk melakukan penetrasi bisnis logistik di Indonesia, diantaranya berasal dari Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, dan beberapa negara dari Eropa.

“Mereka melihat logistik akan booming pada 2015. Saat itu akan banyak perusahaan logistik China yang akan mencari perusahaan logistik Indonesia. Ini akan dimanfaatkan oleh investor asing itu untuk jual kembali dengan harga tinggi,” terangnya.

Zaldi menjelaskan sejak tahun lalu, bisnis logistik Indonesia mengalami pertumbuhan sekitar 15%-20% dari sisi pendapatan. Bahkan, lanjutnya, perusahaan logistik yang melayani pengangkutan minyak dan gas bumi mengalami pertumbuhan hingga 40%.

Meski demikian, lanjutnya perkembangan industri logistik masih belum didukung oleh infrastruktur yang memadai dan hal ini yang akan menjadi tantangan bagi pemerintah dalam menghadapi MEA nanti.

Dia menuturkan pelaku bisnis logistik saat ini masih mengeluhkan minimnya infrastruktur yang membuat kegiatan logistik menjadi tidak efisien, karena biaya logistik yang tinggi dan waktu pengiriman yang cukup lama.

“Akibatnya, jika nanti MEA mulai berlaku dan infrastruktur masih belum mendukung, pabrik-pabrik asing akan memindahkan aktivitas produksinya ke negara lain, karena biaya logistiknya lebih murah,” tuturnya.

Selain infratruktur, Zaldi mengungkapkan perusahaan logistik juga masih harus berbenah diri dalam menghadapi MEA nanti, terutama bagi perusahaan logistik tingkat menengah dan tingkat bawah.

Perusahaan-perusahaan tersebut, tuturnya harus mulai memperluas jaringan logistik dan memperkuat kinerja agar dapat bersaing dengan perusahaan logistik asing yang dengan bebas masuk ke Indonesia pada 2015.

“Mereka ini harus mempersiapkan diri agar pada 2015 nanti mereka dapat tetap bersaing atau dapat menjual perusahaannya kepada asing dengan harga tinggi,” ucapnya. (Bsi)

Sumber : Bisnis Indonesia, 27.08.12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar