10 Oktober 2011

[101011.ID.BIZ] Ekspor Sumsel 451,27 Juta Dolar AS Per Juli


SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Nilai ekspor Sumatera Selatan pada Juli 2011 menghasilkan devisa 451,27 juta dolar AS yang bersumber dari sektor migas sebesar 34,25 juta dolar dan nonmigas sebesar  417,20 juta dolar AS.

Kepala Bidang Statistik Distribusi, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, Bismak, Senin (3/10), mengatakan, selain sektor migas, nilai ekspor nonmigas Sumsel Juli 2011 juga cukup besar yakni  451,27 juta dolar itu mengalami peningkatan 56,23 juta dolar dari bulan sebelumnya.

Selanjutnya, ekspor tujuh komoditas andalan mengalami peningkatan dibanding Juni 2011.

"Peningkatan terbesar nilai ekspor nonmigas Juli 2011 terhadap Juni 2011 terjadi pada komoditas karet sebesar 61,59 juta dolar, diikuti produk kayu 0,45 juta dolar, dan udang 0,29 juta dolar AS," ujar Bismak.

Ekspor Sumsel Juli 2011 antara lain ke Amerika Serikat, Cina, dan Malaysia merupakan negara tujuan utama, masing-masing sebesar 140,42 juta dolar, 75,43 juta dolar dan 24,68 juta dolar AS dengan peranan ketiganya mencapai 53,30 persen dari total ekspor.

Mengenai pelabuhan muat, menurut Bismak, untuk ekspor komoditas dari Sumsel pada Juli 2011 yang paling dominan adalah Pelabuhan Boom Baru dengan nilai sebesar 414,76 juta dolar, diikuti Pelabuhan Plaju, Palembang senilai 34,25 juta dolar AS.

Secara keseluruhan gambaran perkembangan ekspor Sumsel dari bulan ke bulan mengalami fluktuasi dan pada periode Januari-Juli 2011 perdagangan ke luar negeri mencapai 3,127 miliar dolar, naik 73,02 persen dari 1,807 miliar dolar, pada periode yang sama 2010 menjadi 3,127 miliar dolar.

Ia menambahkan, nilai ekspor nonmigas Sumsel Juli 2011 masih didominasi oleh komoditas hasil pertanian terutama karet mencapai nilai 373,26 juta dolar, diikuti batu bara 5,62 juta dolar dan produk kayu sebesar 1,54 juta dolar AS.

Secara umum ekspor Sumsel Juli 2011 mengalami peningkatan dari  Juni 2011, begitu juga ekspor ke sepuluh negara tujuan utama, meski ekspor ke Malaysia dan tiga negara lain yaitu India, Brazil dan Jerman mengalami penurunan.

Sumber : Sriwijaya Post, 03.10.11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar