24 Oktober 2011

[241011.ID.AIR] Bandara Baru di Jabodetabek, Mengapa Tidak?

JAKARTA: Indonesia National Air Carriers Association (Inaca), asosiasi perusahaan penerbangan nasional,mendukung rencana pemerintah untuk membangun bandara baru di Jabodetabek untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di masa depan.

“Memang sudah waktunya ada bandara baru di Jabodetabek. Pertumbuhan penumpang rata-rata 15% per tahun dan ekonomi Indonesia yang bertumbuh rata-rata 6% lebih, dalam waktu yang tidak lama Bandara Soekarno-Hatta sudah tidak bisa menampung lagi lonjakan penumpang meskipun sudah diadakan pengembangan. Sudah tepat pemerintah merencanakan Bandara baru,” kata Sekjen Inaca Tengku Burhanuddin di Jakarta, hari ini.

Menurut dia, rencana pemerintah tersebut mencerminkan adanya kemajuan dalam pola pikir karena biasanya selama ini menunggu dulu terjadi kelebihan kapasitas baru direncanakan pengembangan. Sehingga akan sama seperti kota-kota besar lainnya di dunia yang sudah memiliki bebetapa bandara.

“Kota-kota besar di dunia seperti Tokyo, London, dan Shanghai sudah punya masing-masing dua bandara. Jakarta harusnya juga demikian. Diharapkan pada 2020 sudah ada solusi menghadapi lonjakan penumpang itu dengan adanya bandara baru tersebut,” kata dia.

Dia mengingatkan hal yang penting dalam membangun bandara baru adalah memperhatikan akses menuju lokasi seperti jalan tol dan kereta api harus paralel direncanakan. “Pengalaman seperti Bandara Lombok dan Bandara Kuala Namu Medan, jalan tol belum tersentuh, ini jangan terulang. Perlu perencanaan matang dan tidak tambal sulam,” tuturnya.

Direktur Niaga Garuda Indonesia Agus Priyanto juga menyambut baik rencana pemerintah membangun bandara baru di sekitar Jabodetabek seperti di Karawang. “Karawang tepat dari sisi akses. Nanti akan dikaji Garuda membuka hub disitu,” katanya.

Dia menambahkan dalam membangun bandara harus diperhatikan arus penumpang dan barang keluar masuk, serta rencanan jangka panjang minimal untuk 50 tahun ke depan.

“Hal yang penting flow penumpang. Kita belum punya bandara hub, yakni pengumpul seluruh penerbangan dari domestik atau regional, ke negara lebih jauh. Pembangunan Bandara di kerawang seharusnya memang di sana apalagi dikaitkan dengan pariwisata dan ekonomi kreatif, tentu harus di dukung kebaradaan bandara,” jelasnya.(api)

Sumber : Bisnis Indonesia, 24.10.11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar