31 Oktober 2011

[311011.ID.SEA] Buruh Mogok, Operator Bongkar Muat Perlu Investasi Peralatan

JAKARTA: The National Maritime Institut mendesak operator bongkar muat melakukan investasi pengadaan alat guna memacu produktivitas kerja sebagai antisipasi pemogokan.

Usulan itu disampaikan terkait dengan aksi mogok yang dilakukan operator crane, angkutan pelabuhan dan buruh di Pelabuhan Panjang, Provinsi Lampung sejak Jumat (28 Okt) hingga berita ini turun masih berlangsung.

Direktur lembaga itu, Siswanto Rusdi, mengatakan investasi peralatan bongkar muat merupakan keharusan mengingat operator dituntut melakukan percepatan arus barang dan peningkatan produktivitas.

Dia menyayangkan terjadinya aksi mogok karena tidak memberikan solusi bagi perbaikan layanan. Namun,  PT Pelindo II perlu menggandeng operator tersebut  agar usaha PBM yang selama ini telah berjasa pada kegiatan bongkar muat di pelabuhan tidak mati.

Situasi antara PBM dan Operator Pelabuhan saat ini memang dilematis. "Kalau PBM mau tetap berbisnis, perlu investasi alat sehingga setara kemampuannya dengan Pelindo," katanya, Sabtu (29 Okt) sore.

Seperti diketahui, operator crane, angkutan pelabuhan dan buruh  melakukan aksi mogok operasi di Pelabuhan Panjang, Provinsi Lampung sejak Jumat.

Mogok dilakukan sebagai bentuk protes atas rencana operasional peralatan bongkar muat jenis gantry jip crane pada dermaga yang melayani bongkar muat barang curah kering.

PT Pelindo II (Persero) memasang sedikitnya 4 peralatan bongkar muat jenis Gantry Jip Crane di Pelabuhan Panjang. Alat tersebut dipasang dalam rangka meningkatkan produktivitas bongkar muat.

Sumber : Bisnis Indonesia, 29.10.11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar