09 September 2012

[090912.ID.BIZ] Sanksi Baru UE Menanti Syria


NICOSIA - Pertempuran antara oposisi dan pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad di Syria terus berlangsung. Situasi itu membuat dunia geregetan. Apalagi, rezim Assad mengerahkan helikopter dan jet tempur untuk menyerang dan membombardir kantong-kantong oposisi. Korban jiwa, terutama di kalangan warga sipil, pun berjatuhan.

Prihatin dengan situasi tersebut, Uni Eropa (UE) akan menyiapkan sanksi baru kepada Syria. Hal itu ditempuh untuk menekan rezim Assad agar segera menghentikan perang saudara yang meletus akibat revolusi sejak 18 bulan lalu. Sanksi baru tersebut diperkirakan mulai diberlakukan bulan depan.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Belgia Didier Reynders, dalam pertemuan bersama para menlu UE, di Kota Nicosia, Siprus, kemarin (9/9) menyatakan bahwa sanksi baru sudah sangat mendesak diberlakukan bagi Syria. Pihaknya juga meminta Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Catherine Ashton mempersiapkan pembahasan sanksi tersebut.

"Kita perlu bertindak lebih jauh atas sektor finansial dan kegiatan bisnis Syria," ujar Reynders seusai pertemuan di sebuah resor mewah di Nicosia, yang berjarak sekitar 400 kilometer dari Damaskus, ibu kota Syria.

Penjatuhan sanksi tambahan diambil karena sejumlah upaya mendesak agar Assad mundur ternyata gagal alias tak membawa hasil. Sejumlah sanksi juga diberlakukan, termasuk embargo senjata, larangan bepergian bagi pejabat rezim Assad, serta pembekan aset sekitar 50 perusahaan dan 150 individu dari Syria.

Ashton menegaskan kembali bahwa Assad harus mundur dari kekuasaan. Menurut dia, prioritas utama UE saat ini adalah mendukung penuh misi utusan PBB-Liga Arab yang baru, Lakhdar Brahimi. Dia akan memulai mediasi untuk menghentikan perang sipil di Syria.

Dalam kesempatan itu, Ashton pun mendesak kelompok oposisi Syria untuk membentuk front bersatu dalam rangka melengserkan rezim Assad. Dia menilai perjuangan mereka selama ini masih terpisah. "Sangat penting jika rakyat Syria merasa bahwa mereka, siapapun itu, adalah bagian dari masa depan," ujarnya.

Ashton menambahkan bahwa perhatian terhadap aspek kemanusiaan para pengungsi Syria juga menjadi prioritas utama UE. Pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah negara tetangga Syria dalam menyalurkan bantuan. Dia mengungkapkan bahwa sekitar 200 ribu warga Syria saat ini tinggal di pengungsian di Turki, Lebanon, dan Jordania.

Pada Jumat lalu (7/9), UE mengumumkan dana kemanusiaan tambahan USD 76 juta (Rp 726 miliar) untuk Syria. (AP/RTR/cak/dwi)

Sumber : JPNN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar