23 September 2012

[230912.ID.BIZ] Bongkar Muat : Operator Kapal Keluhkan Tingginya Tarif Pelabuhan


JAKARTA: Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) mengeluhkan tingginya tarif pelabuhan, sehingga diharapkan untuk mengatasinya dividen PT Pelindo selaku BUMN diminimalkan porsinya.

Ketua Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan pelabuhan saat ini menjadi lokomotif bagi Indonesia untuk menurunkan biaya logistik secara signifikan mengingat sumber inefisiensi saat ini ada di pelabuhan.

"Tarif terus naik, padahal pelayanannya, seperti infrastrukturnya kurang memadai. Kalau tarif naik terus, efeknya domino terhadap cost logistik nasional," katanya kepada Bisnis hari ini  (Rabu 19/9/2012).

Dia menyontohkan tarif terminal handling charge (THC) dan bongkar muat yang terus naik. Hal ini tidak dipungkiri karena Pelindo II, khususnya yang menangani Pelabuhan Tanjung Priok, terus berinvestasi.

"Nah, kalau memang Pelindo II terus investasi, agar tidak berdampak pada tingginya tarif kepada pengguna jasa, porsi dividen kepada negara harus dikurangi," kata Carmelita.

Dia menyebutkan Pelindo II memberikan dividen 50% setiap tahunnya kepada negara, sisanya untuk investasi dan lainnya. Beda halnya dengan Pelindo IV di Makassar, hanya memberi dividen 10%.

"Nah, memang ini bukan kemauan Pelindo II, semuanya diserahkan kepada pemerintah yang menentukan besaran dividen. Kalau mau biaya logistik kita turun, mohon ini diperhatikan," kata Carmelita.

THC merupakan biaya di pelabuhan muat atau bongkar yang dikenakan oleh pihak pelayaran atau perusahaan kepada pelanggan untuk menutupi biaya operasional yang timbul di pelabuhan. Biaya yang timbul adalah pemindahan kontainer dari tempat penumpukan kontainer sampai di atas kapal. Saat ini tarif THC di pelabuhan Tanjung Priok mencapai U$83 untuk petikemas ukuran 20 kaki. (sut)

Sumber : Bisnis Indonesia, 19.09.12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar