16 November 2012

[161112.ID.SEA.] Bongkar Muat Priok : APBMI Protes Pemberian Hak Istimewa 16 PBM

JAKARTA: Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) memprotes pemberian hak istimewa hanya kepada 16 Perusahaan Bongkar Muat  (PBM) terseleksi di Pelabuhan Tanjung Priok.

Akibatnya, kelesuan kegiatan perusahaan bongkar muat (PBM) di Pelabuhan Tanjung Priok semata-mata jadi alasan utama memojokkan produktivitas usaha itu, padahal hal tersebut muncul karena sikap operator PT Pelabuhan Indonesia II yang membatasi kemajuan dari kegiatan usaha PBM lainnya di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

“Sikap operator yang membatasi 16 PBM terseleksi di Pelabuhan Tanjung Priok itulah, yang sebenarnya telah membunuh pengusaha secara perlahan namun pasti, padahal keberadaan PBM itu dilindungi UU No.17/2008 tentang pelayaran,” ujar Wakil Ketua Umum bidang kepelabuhanan DPP APBMI Muhammad Fuadi kepada Bisnis  di sela-sela HUT DPP APBMI hari ini, Senin (12/11/2012).

Menurut Fuadi, yang juga sebagai calon kuat pemimpin DPW APBMI Jakarta mendesak agar sikap dari PT Pelabuhan II lebih fleksibel dalam bermitra, sehingga dunia usaha bongkar muat tidak tergerus oleh sistem yang menguntung sekelompok usaha tertentu.

“Kalau tidak punya modal kuat sekarang ini PBM di Priok tidak bisa kerja,”paparnya.

Menurut rencana pemilihan ketua DPW APBMI DKI Jakarta akan digelar pada 28 November 2012 mendatang itu akan mempertanyakan kinerja pengurus DPW APBMI DKI yang selama ini tidak mengambil sikap terhadap kebijakan PT Pelabuhan II yang membatasi secara eksklusif terhadap 16 PBM.

“Mestinya PT Pelabuhan II itu   memberikan kebijakan yang umum, karena pada prinsipnya setoran kontribusi sebesar 40% ke BUMN adalah hal yang bisa dipenuhi semua PBM,” tegasnya.

Namun demikian, ungkap Fuadi, untuk menstabilkan kondisi yang tak terkendali di Pelabuhan Tanjung Priok, pihak DPP APBMI sudah melibatkan Otoritas Pelabuhan untuk bertindak lebih netral, tidak berpihak.(k1/sut)

Sumber : Bisnis Indonesia, 12.11.12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar