28 November 2012

[281112.ID.BIZ] Tiga Proyek Prioritas Akan Integrasikan Transportasi ASEAN


TEMPO.CO, BALI – Tiga proyek prioritas akan mengintegrasikan transportasi di kawasan ASEAN. Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan mengatakan tiga proyek tersebut adalah jejaring jalan tol ASEAN, jejaring rel Kunming Singapura, dan master planstudi kelayakan pengembangan jejaring perhubungan laut dan pengiriman jarak pendek.

“Semua upaya ini akan secara otomatis mendorong realisasi komunitas ekonomi ASEAN pada 2015,” kata Mangindaan di Bali, 26 November 2012.

Menurut dia, proyek jejaring perhubungan laut dikoordinasikan oleh Indonesia dan Filipina sebagai dua negara dengan karakter yang sama, yakni negara kepulauan. Implementasi proyek tersebut saat ini berada di bawah asistensi Agensi Kerja Sama Internasional Jepang (JICA).

“Kemajuan dari proyek ini akan dilaporkan dalam pertemuan beberapa hari ini,” ujarnya.

Selain itu, ada beberapa proyek lain di bawah kerja sama regional yang sedang dalam proses. Mangindaan menjelaskan, proyek itu di antaranya meliputi kawasan pertumbuhan ASEAN, yakni Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina; segitiga pertumbuhan Indonesia, Malaysia, dan Thailand, dan sub kawasan Mekong.

Meski demikian dia menegaskan Indonesia akan sangat berhati-hati meratifikasi setiap perjanjian yang dibahas. Sebab dari sisi pasar, Indonesia merupakan yang terbesar di bandingkan negara lain di ASEAN. Sehingga pemerintah akan berupaya perjanjian yang diteken bisa menguntungkan kedua belah pihak.

“Jangan orang lain siap kita tidak. Jadi harus saling menguntungkan,” katanya. Jika tidak tercapai kesetaraan yang saling menguntungkan, kerja sama yang dilakukan akan dimulai dengan bilateral terlebih dulu.

Mangindaan menambahkan, sektor transportasi yang paling siap untuk melakukan integrasi adalah maritim dan udara. Pembahasan kerja sama, termasuk bagaimana pengembangan sektor penerbangan dan kelautan antarnegara ASEAN, bisa dibuka secara adil.

“Kalau mereka 10 pesawat kemari, kita juga 10 pesawat ke sana. Kita tawarkan lima bandara utama. Apakah mereka juga menawarkan lima bandara, itu yang dinegosiasikan,” tutur Mangindaan.

Penyamaan nilai keuntungan juga termasuk dari sisi biaya dan tarif. Ia menjelaskan, jika nilai tarif dan biaya berbeda, akan ada negara yang diuntungkan dan dirugikan, sehingga akan dinegosiasikan bagaimana agar tarif dan biaya menjadi sama-sama kompetitif dan memperoleh potensi pasar yang sama.

“Ini bukan liberalisasi sektor penerbangan, tapi kita buka dengan cara bekerja sama, karena harus win-win,” ujarnya.

Sebelumnya, pembahasan protokol transportasi ASEAN telah dibahas di Kamboja pada tahun lalu. Beberapa bulan lalu, kelompok kerja yang membahas konektivitas transportasi ASEAN juga digelar di Bandung. Dalam dua hari ini, jajaran pejabat kementerian transportasi masing-masing negara ASEAN melakukan pembahasan di Bali. Hasil dari pertemuan di Bali akan dibawa pada pertemuan tingkat menteri pada 29 November mendatang.

Sumber : Tempo, 26.11.12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar