24 Desember 2013

[241213.ID.BIZ] Lumba-lumba Terancam Tumpahan Minyak

oleh Cameron McWhirter dan Tom Fowler

Sekawanan lumba-lumba di wilayah yang terkena dampak terparah tumpahan minyak Teluk Meksiko pada 2010 menderita radang paru-paru serta gejala penyakit lainnya. Demikian hasil yang diterbitkan jurnal Environmental Science & Technology dan didukung pemerintah federal Amerika Serikat (AS).

Laporan tersebut mengungkapkan dugaan kuatnya hubungan antara peristiwa tumpahan minyak yang dilakukan perusahaan BP dengan kematian lumba-lumba, yang jumlahnya melonjak setelah peristiwa kebocoran tersebut.

 “[Kematian lumba-lumba] berkaitan dengan minyak,” ujar Lori Schwacke, penulis utama dalam kajian sekaligus ahli penyakit hewan dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) AS. “Terdapat bukti kuat di sana.”

BP, pihak yang membiayai studi tersebut, membantah bahwa terdapat kaitan jelas antara tumpahan minyak dan penyakit lumba-lumba. NOAA “masih belum memberikan data kepada BP yang menunjukkan bahwa buruknya tingkat kesehatan lumba-lumba disebabkan oleh tumpahan minyak,” ujar juru bicara BP, Jason Ryan lewat email.

Kajian tersebut dilansir pada saat bersamaan ketika juri pengadilan federal di New Orleans mendakwa seorang insinyur BP melenyapkan bukti tumpahan minyak pada 2010. Jaksa penuntut mengatakan bahwa Kurt Mix menghapus ratusan pesan singkat berisi bukti bahwa perusahaan mengetahui lebih banyak minyak tumpah daripada jumlah yang diungkap kepada masyarakat.

Mix terbukti bersalah atas pasal menghalangi hukum, tapi bebas pada pasal kedua. Ia terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara dan denda sebesar $250.000. Menurut pengacaranya, Mix akan mengajukan banding.

Untuk meneliti, para ilmuwan menangkap, memeriksa, dan melepas 30 lumba-lumba hidung botol di Teluk Barataria pada 2011. Radang paru-paru menengah hingga berat yang terhubung dengan kontaminasi minyak lazim ditemukan pada kebanyakan lumba-lumba. Hampir separuh lumba-lumba itu “memperlihatkan gejala memprihatinkan, dan 17% dalam keadaan parah. Mereka kemungkinan takkan selamat,” demikian kajian. Selain itu, lumba-lumba di wilayah itu pun kemungkinan akan kesulitan bereproduksi.

Para ilmuwan pun meneliti lumba-lumba di Teluk Sarasota, Florida, sebagai kontrol karena kawasan tersebut tidak terkena dampak tumpahan minyak. Tak ditemukan adanya lonjakan penyakit di daerah itu.

Menurut BP, kajian itu gagal menemukan kaitan antara tumpahan minyak dan lumba-lumba sakit. “Gejala yang ditemukan NOAA juga dapat ditemukan pada kematian lumba-lumba lain yang berkaitan dengan kontaminasi dan kondisi lainnya akibat PCB, DDT, pestisida, atau keracunan ganggang,” tulis Ryan dalam emailnya.

Pada 2010, ledakan terjadi pada menara pengeboran Deepwater Horizon yang terletak di lepas pantai Louisiana setelah sumur minyak milik BP bocor di kedalaman lebih dari 1500 meter di bawah permukaan laut. Setelah 87 hari, tumpahan minyak menyebar dan mengotori lebih dari 1600 km garis pantai. Menurut taksiran resmi, sekitar 4,2 juta barel minyak mencemari Teluk, meskipun BP memperkirakan volume tumpahan hampir mendekati 2,45 juta barel. Itu adalah peristiwa minyak tumpah terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.


Sumber : Indo WSJ, 19.12.13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar