Kamis, 01/10/2009 20:29 WIB
Oleh : Mulia Ginting Munthe
JAKARTA (Bisnis.com): Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) bersama PT Lembata Agro Semarang (LAS) mencanangkan peningkatan kapasitas produksi kacang mete di Lembata, Alor, dan Sumba, Flores Nusa Tenggara Timur.
Peningkatan kapasitas dilaksanakan melalui perluasan budi daya di ketiga daerah tersebut, serta didukung permodalan dari LAS. Tujuan peningkatan untuk memenuhi pasar ekspor ke Jepang, Korea Selatan, Kanada, dan Amerika Serikat.
Herman Wutun, Ketua Umum Inkud, menjelaskan dalam kerja sama itu, LAS akan melakukan pembelian mete dari petani, prosesing hingga pemasaran. Karena itu, petani hanya berkonsentrasi melakukan budi daya.
"LAS juga bertanggungjawab atas pembinaan teknis terhadap petani, sedangkan distribusi mete diserahkan kepada koperasi yang ikut dilibatkan dalam kerja sama peningkatan komoditas itu," ujar Herman Wutun.
Menurut dia, kapasitas produksi mete dari Flores sekitar 20.000 ton per tahun. Adapun, total kapasitas mete di Indonesia sebesar 50.000 ton. Provinsi lain yang turut mengembangkan mete adalah Sulawesi Tenggara.
Peluang ekspor untuk mete masih terbuka karena kebutuhan dunia saat ini sekitar 1 juta ton per tahun. Pemasok terbesar mete adalah India, sebanyak 400.000 ton per tahun. Karena itu mete masih memiliki pasar internasional.
Herman mengemukakan melalui kerja sama dengan LAS, termasuk pemasaran, diharapkan memberi nilai plus bagi petani mete. Selama ini mete Indonesia dibeli oleh perantara pengusaha dari India. Harga mete gelondongan pada tingkat petani sekitar Rp8.000—Rp8.500 per kg.(yn)
Sumber : Bisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar