Papua tawarkan pabrik semen Rp2,7 triliun
Oleh : Hendri T. Asworo & Fajar Sidik
JAKARTA (Bisnis.com): Gubernur Papua Barnabas Suebu menawarkan proyek pembangunan pabrik semen di Timika senilai Rp2,7 triliun kepada para investor.
Pembangunan pabrik semen kapasitas 1 juta ton itu untuk memenuhi kebutuhan di kawasan Papua, karena selama ini mengandalkan kiriman dari luar Papua, seperti Sulawesi Selatan."Saat ini, PT Freeport sudah siap untuk membiayai Rp1 triliun.
Jadi masih kurang Rp1,7 triliun. Barangkali dari investor yang hadir di sini berminat untuk turut membiayai pabrik ini," katanya dalam forum Papua Investment Day di Jakarta, sore ini.
Dia menjelaskan pembangunan pabrik semen di Timika itu bekerjasama dengan Freeport Indonesia dengan memanfaatkan tailing hasil pembuangan limbah perusahaan tambang emas itu."
Dengan limbah tailing ini semen mempunyai kemampuan kekuatan tiga kali lipat dan dengan harga yang murah sampai tiga kali lipat pula, antara Rp50.000-Rp70.000 per sak," ujarnya.
Namun, menurut dia, dengan kapasitas 1 juta ton itu masih belum bisa memenuhi kebutuhan semen di kawasan Papua. Dia menambahkan dengan produksi itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pembuatan jalan raya.
"Trans Papua saja panjangnya mencapai 6.000 km. Jadi untuk kebutuhan jalan raya saja masih kurang. Kami masih menggundang investor lain untuk mengembangkan pabrik semen di Papua," tambahnya.(yn)
Medco ingin garap proyek pupuk di Papua
Oleh : Hendri T. Asworo & Fajar Sidik
JAKARTA (bisnis.com): Setelah mengembangkan proyek pembangkit listrik, Medco Group berminat menggarap proyek pabrik pupuk di Merauke, Papua.
Chairperson Medco Group Arifin Panigoro mengatakan pengembangan lahan pertanian perlu didukung industri pupuk, apalagi Jepang siap mendorong tanah Papua sebagai lumbung pangan Asia.
"Saya tadi sudah berbicara dengan Ibu Karen [Dirut Pertamina], silakan Pertamina berada di depan untuk pengembangan pabrik pupuk dengan menyokong gas. Kami berada dibelakang," katanya dalam Mandiri Papua Investment Day di Jakarta hari ini.
Menurut dia, apabila dalam pengembangan lahan diambilkan pupuk dari Jawa, harganya akan lebih mahal dan tidak sesuai dengan hasil produksi pertanian.
"Tanah Papua sangat cocok untuk dikembangkan semua jenis pertanian, dari mulai tebu, kelapa sawit, padi dan sebagainya, tapi perlu pendukung selain pabrik pupuk berupa infrastruktur," tambahnya.
Medco Group melalui anak usahanya, Medco Papua Industri Lestari, tengah mengembangkan tanaman pertanian seluas 2.000 hektar di Merauke. Selain itu, divisi perusahaan Medco juga tengah mengembangkan proyek pembangkit listrik biomassa. (tw)
Sumber : Bisnis Indonesia, 08.10.09.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar