(Tindakan yang sopan dan bijaksana seharusnya ditunjukkan oleh seorang atasan yang baik. Bukan sikap merendahkan bawahannya).
KOMPAS.com - Idealnya kita harus mensyukuri apa yang kita miliki, termasuk pekerjaan yang kita geluti sekarang. Tetapi, apakah pekerjaan yang Anda miliki patut dipertahankan ketika segala sesuatu yang terjadi di kantor membuat Anda malas berangkat bekerja?
Sebab ketika terjebak untuk bekerja dengan posisi yang tak disukai, kita tak hanya frustrasi, tetapi juga membuat pertumbuhan kehidupan profesional kita terhenti. Simaklah tanda-tanda berikut, untuk melihat bahwa sudah saatnya Anda mencari tempat bekerja yang baru.
1. Perusahaan sedang kesulitan
Bisa saja Anda sudah kerasan dengan teman kerja yang ada, atau gaji yang lebih dari cukup. Namun, kesulitan keuangan atau kesalahan manajemen dalam mengelola perusahaan bisa dengan mudahnya merusak karier Anda dalam sekejap.
Karenanya, jika Anda mulai mendengar rumor tentang kesulitan yang dihadapi perusahaan, atau akan dilakukannya pemutusan hubungan kerja, amat disarankan untuk mulai waspada. Namun, ada baiknya untuk tetap menghadapi keadaan dengan kepala dingin.
Dalam situasi perubahan, rumor bisa saja terlontar tanpa dapat dipastikan kebenarannya. Karena itu, sebaiknya Anda mempertanyakan validitas informasi yang Anda dengar. Carilah kebenarannya ke pihak yang berwenang dan terpercaya di kantor Anda.
2. Anda dan atasan tidak akur
Sudah sewajarnya atasan Anda akan memiliki dampak besar terhadap kesuksesan profesionalitas Anda. Ia yang memberi tugas dan menilai pekerjaan Anda. Karenanya, jika Anda terlalu sering membantah perkataannya, atau tidak menunjukkan integritas yang baik, sudah bisa dipastikan karier Anda berada di ujung tombak.
Namun ketika Anda sudah bekerja keras dan hasilnya baik, sikap Anda tidak tercela, namun atasan tetap tidak menyukai Anda, ada baiknya untuk berpikir ulang mengenai posisi Anda di sana.
Ada beberapa sikap tercela atasan yang tidak bisa ditolerir, misalnya, si atasan memfitnah Anda melakukan tindakan amat buruk, atau ia tidak obyektif terhadap pekerjaan Anda, atau merendahkan Anda di hadapan banyak orang.
Jika beberapa hal tersebut adalah penyebabnya, maka persoalannya tak bisa dianggap sepele. Namun jika Anda dan si atasan tidak memiliki pandangan yang sama karena masalah komunikasi, atau ia tidak memberikan arahan dalam pekerjaan, atau masalah lain yang sebenarnya bisa diselesaikan lewat kesepakatan bersama, maka Anda masih bisa bekerja di sana.
Anda memang tak perlu menjadi sahabat karib untuk bisa bekerja sama dengan baik di bawah bos, tapi hubungan yang baik dan saling terbuka akan menghasilkan kerjasama yang baik.
3. Tak ada perkembangan karier yang menjanjikan
Mengerjakan hal yang sama, berulang-ulang, bertahun-tahun, tanpa ada perubahan atau peningkatan hanya akan menumpulkan otak Anda. Apalagi ketika pekerjaan yang Anda lakukan sebenarnya di luar gairah Anda.
Jika ini terjadi, maka perkembangan karier Anda akan cenderung stagnan. Wajar jika Anda merasa bosan dan tidak nyaman. Sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja, coba bicarakan dengan atasan Anda mengenai kejenuhan Anda.
Katakan padanya bahwa Anda butuh tantangan di atmosfer yang berbeda. Tanyakan apakah ada kemungkinan untuk pindah divisi atau mendapatkan tanggung jawab yang baru? Jika Anda tak menemukan jalan keluar untuk mengatasi kondisi tersebut, mungkin saatnya untuk pindah tempat kerja.
Pastikan Anda sudah punya tempat bekerja baru sebelum total berhenti bekerja. Karena ketika seseorang sudah terbiasa menerima pekerjaan dan pemasukan tetap, dan tiba-tiba semua itu terhenti, ia bisa mengalami kesulitan menyesuaikan dirinya.
4. Tak lagi nyaman
Kompetisi memang baik untuk mendorong seseorang mencapai posisi puncak atau menggapai titik tertinggi. Namun, ketika kompetisi sudah mulai menyakiti satu sama lain, maka hal tersebut sudah tak lagi sehat.
Misal, salah satu teman kerja mencuri ide Anda atau mengambil pujian atas hasil kerja Anda. Salah satu tanda bahwa Anda sudah waktunya mencari tempat kerja baru adalah ketika kepribadian Anda dan kultur kantor tidak sejalan.
Misal, kantor mengharuskan Anda berjualan dengan segala cara, meski harus curang, sementara Anda memegang nilai kejujuran. Jika ketidaknyamanan sudah melibatkan masalah serius, seperti etika atau nilai-nilai yang Anda pegang, maka Anda akan menemukan kesulitan untuk meneruskan karier Anda di sana.
Sebelum memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan yang sekarang, sebaiknya pertimbangkan apakah ada kemungkinan transfer internal -khususnya jika sebenarnya secara umum Anda menyukai perusahaan itu.
Coba bicarakan dengan kolega lain yang ada di departemen lain, atau bagian sumber daya manusia (SDM) mengenai potensi pemindahan bagian. Jika memang sudah tak ada lagi yang bisa Anda usahakan untuk tetap bekerja di sana, maka silakan lanjutkan pencarian tempat kerja baru Anda.
Setelah memutuskan untuk mencari tempat kerja baru, rincilah apa yang Anda sukai dan tak sukai dari tempat sekarang. Lalu, jadikan daftar tersebut sebagai patokan untuk mencari tempat baru, posisi baru, dan pengalaman baru.
Perhitungkan pula apa sajakah pekerjaan yang sekiranya cocok dengan kemampuan dan minat Anda. Mintalah masukan dari teman-teman kerja, atau jaringan kerja Anda mengenai pekerjaan yang sekiranya tepat untuk Anda.
Jika mereka pernah mengalami dilema yang sama sebelumnya, mereka bisa memberikan masukan yang berarti. NAD
Sumber: Careerbuilder - Kompas, 17.10.09.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar