Rabu, 9 September 2009 17:28 WIB
HONGKONG, KOMPAS.com — Industri jasa penerbangan internasional yang ikut terpukul akibat krisis ekonomi mulai stabil, tetapi mungkin belum akan pulih hingga tahun 2011 karena kondisi perusahaan dan penumpang masih terpuruk.
Sejumlah eksekutif Boeing dan Airbus mengemukakan hal itu di Hongkong, Rabu (8/9). Wakil Presiden Pemasaran Boeing, Randy Tinseth, mengatakan, angka perjalanan penumpang sejauh ini membaik, setidaknya pada paruh kedua tahun ini dibanding paruh pertama. Namun, pertumbuhannya diperkirakan masih turun, antara 6 dan 8 persen.
Menurut Tinseth, ada tanda-tanda penurunan permintaan bergerak lambat, maskapai penerbangan global mulai mengembalikan kapasitas dan pasar China serta Amerika Latin tumbuh.
"Kami mulai melihat beberapa perbaikan dalam jalur penerbangan dan jalur penerbangan bertumbuh, tetapi kami punya jalan panjang untuk ditempuh," kata Tinseth kepada wartawan dalam sebuah pameran penerbangan dan ruang angkasa di Hongkong. "Kami melihat tahun 2010 sebagai tahun pemulihan ekonomi dan tahun 2011 sebagai tahun pemulihan industri jasa perbangan," katanya.
Sementara pihak Airbus yang merupakan pabrik pesawat komersial terbesar dunia mengatakan, pasar tampaknya tengah bangkit dan lebih optimistis. Menurut Laurent Rouaud, senior vice president untuk strategi pemasaran dan produk Airbus, traffic penerbangan global—ditentukan oleh sebuah kombinasi pendapatan, penumpang, dan jarak penerbangan—dapat tergelincir antara 2 dan 4 persen tahun ini, tetapi kemudian akan kembali flat atau tumbuh sebanyak 4 persen tahun depan.
Ia menambahkan, tahun 2011 traffic dapat tumbuh lebih dari 6 persen.Tinseth mengatakan, Asia akan menggantikan Amerika Utara sebagai pasar jasa penerbangan terbesar dunia dalam 20 tahun mendatang. Pasar Asia akan terus tumbuh dari 32 persen saat ini menjadi 41 persen.
EGP - Sumber : AP, Kompas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar