25 September 2009

Renungan, Kado Ultah Untuk Istriku Tercinta

Untuk pertama kali dalam mengarungi bahtera kehidupan, kali inilah yang dirasakan cukup menyesakkan dada. Himpitan kesulitan ekonomi saat ini kadang menjadi pemicu situasi lain jadi sulit dikontrol namun akhirnya bisa harus dimaklumi dengan tarikan nafas yang berat sekalipun.

D’masiv mengisyaratkan garis tipis antara senang dan susah dengan mendendangkan “hidup adalah anugerah”. Dengan klip sederhana, mereka bisa menggambarkan kejadian yang dihadapi setiap manusia. Subhanallah.

Lantunan itu memang sangat mengena dan kali pertama inilah ucapan ulang tahun kepada yang terkasih istriku harus dialamatkan - murni berbekal do’a. Tak ada kado khusus atau menu khusus untuk merayakannya.

Untuk istriku tercinta, tetap sabar dan tabah ya menjalani hidup ini. Tugas menjaga putera dan puteri tercinta jauh lebih mulia ketimbang urusan kita tetapi dengan tidak membidik sebelah mata, bahwa dalam berumah tangga perlu juga keceriaan yang ditandai nilai-nilai materi yang patut dibanggakan dan menjadi pra-syarat atk tertulis dalam kehidupan berumah tangga.

Dari lubuk hati yang terdalam, selamat ulang tahun istriku tercinta, semoga panjang umur dan Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-NYA agar kita semua diberi kesehatan dan kesempatan membereskan urusan dunia agar saat berpulang kelak, kita tinggal membawa bekal amal ibadah. Bereskan semua hutang material dan non-material (niat dan lain-lain) sehingga setiap orang bisa menjalani hidup dengan ringan dan tanpa beban.

Hanya ini ungkapan ketulusan dari seorang suami yang tengah mendapat ujian terberat dalam hidup, atau malah lebih tepat disebut sebagai kesalaham individu ketimbang menyebut ujian dari Allah karena terkesan menyalahkan Allah – percaya atau tidak – tapi itu adalah hal yang realistis. Tuhan Maha Adil dan Maha Bijaksana, masa depan akan senantiasa menjadi teka-teki dalam kehidupan manusia.

Allah SWT selalu mempunyai cara yang misterius untuk menyenangkan makhluk ciptaan-NYA dan kita semua percaya itu. Sang Pencipta tidak akan menelantarkan manusia sebagaimana manusia sering menelantarkan kewajibannya kepada Sang Khaliq. Tetap berdo’a dan akan berdo’a kepadamu ya Allah karena kami ini hanyalah ibarat setitik debu dilautan nan luas.

Catatan evaluasi diri setelah meretas perjalanan hidup selama hampir setengah abad. Tak pernah ada kata terlambat dan Allah selalu mendengar bisikan umat-NYA. Bila sudah on track, bersyukurlah.

Sedangkan bila diri kita mengoleksi segudang dosa dan kesalahan, sebaiknya segeralah bertobat dan memohon ampun kepada-NYA. Terima kasih bagi istriku yang dengan tulus mendampingi hidup kami hingga saat ini dan kelak, Insya Allah.

Limpahkanlah kebahagiaan dan keceriaan dalam keluarga kami dan rukunkan bahtera kehidupan kami hingga akhir hayat. Hari ini, saat istriku berulang tahun, hanya ditandai dengan ciuman halus di kening disertai do'a. Namun kedepannya, siapa tahu Tuhan memberikan rezeki yang melimpah untuk mengganti ujian kesabaran yang telah diberikan selama ini. Amin.

Sungguh, kita ini sebenarnya tak berarti apa-apa dihadapan-NYA. Hanya kepada-Mu 'lah semua kami mohonkan dan atas ridlo-MU semuanya bisa maujud.

Wassalam. RAM.

Jakarta - 25/09/2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar