18 September 2009

Tahun Depan, "Pasien" PPA Tambah 10 BUMN

Rabu, 16 September 2009 11:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) pada 2010 bakal mendapat 10 "pasien" baru, menambah jumlah yang ada saat ini yakni 14 BUMN yang direstrukturisasi.

"Setidaknya masih terdapat 10 BUMN yang mendesak diselamatkan," kata Direktur Utama PPA Boyke Mukizat, di Jakarta, Rabu (16/9).

Menurutnya, 10 BUMN tersebut cukup memprihatinkan sehingga butuh penanganan khusus dengan pola restrukturisasi.

Boyke belum bersedia mengidentifikasi 10 BUMN yang bakal menjadi "pasien" PPA pada tahun depan itu, karena masih dalam tahap identifikasi untuk selanjutnya disampaikan kepada Tim Privatisasi dan Restrukturisasi BUMN.

Saat ini sederet nama yang masuk daftar 14 perusahaan restrukturisasi PPA antara lain PT Merpati Nusantara Airlines, PT PAL Indonesia, PT Industri Gelas, PT Djakarta Dlloyd, PT Hotel Indonesia Natour, PT Semen Kupang, PT Kertas Kraft Aceh.

Selanjutnya PT Waskita Karya, dan PT Industri Sandang, selain juga ditugasi merestrukturisasi anak perusahaan Pertamina di bidang usaha non inti.

Menurut Boyke, saat ini restrukturisasi yang sudah rampung meliputi Merpati dengan suntikan dana Rp 300 miliar, dan PT PAL Indonesia sebesar Rp 450 miliar. Adapun yang dalam proses penyelesaian yaitu KKA Rp 125 miliar, Industri Sandang Rp 25 miliar, dan Waskita Karya Rp 475 miliar.

Untuk menjalankan tugasnya, pada 2008 PPA mendapat modal kerja Rp 1,5 triliun, dan tambahan sebesar Rp 1 triliun pada 2009. "Dana yang dibutuhkan pada tahun depan (2010) akan disesuaikan dengan kapasitas kerja perusahaan. Pada APBN 2010 dianggarkan sebesar Rp 1 triliun," ujarnya.

Sesungguhnya, ujar Boyke, masalah yang dihadapi BUMN adalah jumlah karyawan yang sangat besar. "Selain overstaffing, BUMN juga terkendala pada penerapan teknologi yang masih kuno, sehingga memicu tingginya biaya operasional," tegasnya.

Banyak BUMN memiliki aset besar tetapi tidak mendapat pembiayaan perbankan. "Kita berupaya merstrukturisasi sehingga perusahaan yang ditangani lebih bankable (layak dibiayai bank)," katanya.

Karena itu, untuk memperkecil biaya operasional harus ditempuh sejumlah langkah antara lain mengurangi jumlah tenaga kerja, dan menjual aset yang tidak produktif, ataupun menyuntik dana.

Mulai tahun depan, kata Boyke, PPA tidak lagi mendatangi satu per satu BUMN untuk dijadikan "pasien", tetapi berdasarkan inisiatif perusahaan yang bersangkutan.

EDJ - Sumber : Antara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar