Kamis, 10/09/2009 15:12 WIB
Oleh : Th. D. Wulandari
JAKARTA (Bisnis.com): Polusi asap di Jakarta diprediksi akan membunuh semakin banyak warga ibukota, terutama anak-anak, akibat beragam penyakit yang ditimbulkan a.l. penyakit pernafasan, kematian bayi prematur, dan risiko bahaya kematian lainnya.
Menurut pakar kesehatan masyarakat Universitas Indonesia Umar Fahmi Achmadi, sebanyak 32% anak-anak di dunia meninggal akibat penyakit infeksi pernafasan.
“Orang tidak sadar jika infeksi pernafasan menjadi salah satu penyebab kematian karena alat pernafasan tidak mampu menghalau beragam bakteri dan kuman penyakit sehingga imunitas akan menurun,” ujar Umar dalam diskusi bertajuk Udara Kotor Jakarta Ancaman Serius Kesehatan Warga, siang tadi.
Data penelitian Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan United Nations Environment Programme (UNEP) menyebutkan polusi udara perkotaan diduga memberi kontribusi terhadap 800.000 kematian tiap tahun.
Sedangkan World Bank menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota dengan kadar polutan tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Bahkan Umar mengatakan dampak buruk bagi kesehatan yang ditimbulkan asap rokok terhadap ibu hamil dan janin setara dengan yang disebabkan asap kendaraan bermotor.
Berdasarakan studi para ahli kesehatan masyarakat, kematian bayi prematur akibat polusi diperkirakan mencapai 1.400 kasus, pasien dirawat di rumah sakit 2.000 kasus, pasien gawat darurat 49.000 kunjungan, serangan asma 600.000 kasus, bronchitis pada anak 124.000 kasus, dan 31 juta gejala penyakit saluran pernafasan.
Selain itu, ADB pada 2002 juga mencatat perkiraan biaya rumah sakit akibat polusi udara di Jakarta pada 1998 mencapai Rp4,9 juta per tahun, dengan kata lain warga Jakarta harus mengeluarkan lebih dari Rp400.000 per bulan untuk biaya ke rumah sakit akibat dampak polusi udara.
Oleh karena itu Umar menyarankan masyarakat Jakarta agar mengonsumsi makanan sehat serta suplemen. “Makanannya kalau bisa yang organik dan suplemennya yang antioksidan supaya tubuh sehat dan generasi yang dilahirkan nantinya juga berkualitas,” ujarnya.(er)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar